ASSALAMUALAIKUM... SELAMAT DATANG... BLOG PEMUDA MUHAMMADIYAH GONDOMANAN :)

Gema Takbir Jogja

Gema Takbir Jogja | AAM Gondomanan Yogyakarta | Event Religi terbesar di Jogja

Amien Rais : “Jangan terhanyut cara berfikir sekuler”

>> Selasa, 06 April 2010

Apa arti penting Muktamar Seabad Muhammadiyah bagi Bapak dan warga Muhammadiyah?

Muktamar ke-46 ini memang mempunyai makna yang sangat strategis sekaligus prospektif dalam arti dapat mengepakkan sayap yang lebih jauh ke cita-cita Muhammadiyah. Muktamar Jogjakarta kali ini memang punya nilai historis, karena muhammadiyah akan mengawali abad ke-duanya, kemudian punya nilai yang sangat substantif karena Muhammadiyah ditunggu jawabannya atas masalah–masalah global yang sekarang menggenangi umat manusia di muka bumi. Masalah-masalah global itu antara lain ledakan penduduk dimana anak cucu Adam setiap tahun bertambah 150 jutaan.

Kemudian krisis energi, lantas krisis pangan, karena mulut manusia yang harus diberi makan lebih cepat bertambah daripada kesediaan pangan. Juga kerusakan ekologi di mana-mana. Tetapi yang tidak kalah penting adalah krisis kemanusian.
Yang terakhir ini sesungguhnya terdapat krisis relevansi bagi agama-agama besar. Terus terang di dunia muslim, angkatan muda yang jumlahnya puluhan juta, dari Mesir sampai Indonesia, dari Malaysia sampai Turki, sedang mengalami ghazwul fikri atau serangan-serangan ideologi dari dunia Barat yang mencoba melemahkan akidah angkatan muda Islam. Nah karena itu, Muktamar Muhammadiyah diharapkan sebagai lembaga puncak permusyawaratan Muhammadiyah kiranya dapat menjawab, paling tidak secara parsial, masalah-masalah besar itu.

Peran apa yang harus diambil muhammadiyah untuk dapat menjawab dan mengantisipasi tantangan dan krisis itu?

Saya kira ada tiga tahapan dalam hal ini. Pertama kita harus berani menyegarkan pemahaman keislaman kita untuk konteks kehidupan dewasa ini dalam arti dengan ijtihad yang tidak henti. Muhammadiyah harus mampu memberikan jawaban atas masalah-masalah modern yang sering mengganggu stabilitas agama di muka bumi ini. Dari masalah birth control, kemudian masalah peranan wanita yang semakin kebablasan di berbagai wilayah di muka bumi ini, kemudian juga gejala gejala sekularisme, pluralisme kebablasan, dan liberalisme kebablasan yang ini harus ditertibkan lebih dahulu. Artinya kader Muhammadiyah tidak boleh terhanyutkan oleh cara berfikir yang sekuler, yang liberalistik, dan yang pluralistik kebablasan itu.

Kedua, kita harus bisa memproduksi kader-kader yang handal sebanyak mungkin. Sesungguhnya pertarungan antar kelompok di muka bumi ini pada hakekatnya pertarungan produksi kader, pertarungan menimbulkan generasi baru untuk memikul misi masing masing
Yang ketiga, jelas sekali Muhammadiyah perlu rekonstruksi organisasi yang selama ini sudah berjalan puluhan tahun, barangkali perlu dilakukan penyegaran-penyegaran. Apakah masih seyogyanya, misalnya, majelis-majelis yang secara klasik sudah ada saat ini dipertahankan, atau perlu ditambah, dipertajam dan lain lain. Jadi saat ini Muhammadiyah masih selalu berkisar kepada majelis tabligh, tarjih, wakaf, dikdasmen, dikti dan majelis yang lain. Barangkali di awal abad 21 ini Muhammadiyah perlu melakukan perubahan-perubahan struktural yang barangkali nanti Muktamar bisa menentukan.

Tiga paket ini tidak berdiri sendiri, dari segi pemikiran perlu penyegaran, segi kaderisasi perlu perbanyakan dan dari segi organisasi perlu pembaharuan

Apakah saat ini Muhammadiyah sudah sesuai dengan harapan bapak, dan sudah sesuai dengan cita cita KHAD dan perintis yang lain?

Sekarang ini, apa yang dicita-citakan oleh Ahmad Dahlan saya kira sudah sebagian besar tercapai. Misalnya AD ingin melihat Muhammadiyah memproduksi kyai yang intelektual dan intelektual yang kyai. Kader Muhammadiyah banyak sekali yang ilmu agamanya cukup mumpuni, tapi pengetahuan umumnya cukup handal dan dapat dibandingkan dengan kelompok yang lain. Tapi KHAD hidup satu abad yang lalu dimana persoalan globalisasi, krisis peradaban dan lain-lain belum segawat sekarang ini.

Muhammadiyah lahir 100 tahun lalu dalam konteks kolonialisme, bangsa kita menjadi bumipetera yang dijajah dan tidak punya kesempatan untuk bangkit. Nah, sekarang zaman sudah berubah sehingga rumusnya adalah yang sudah baik kita pertahankan dan teruskan, yang kurang kita tutup dengan langkah langkah yang baru. Artinya pada zaman AD, Muhammadiyah belum punya think tank atau lembaga litbang, misalnya, yang pada zaman modern sekarang amat diperlukan.

Jadi dari sudut ini saja tentu kita sudah mendapatkan modal yang bagus dari pendiri kita, yang dilanjutkan dari masa ke masa oleh pemimpin Muhammadiyah yang lain. Dan sekarang inilah, saat kita berpindah dari abad pertama dan kedua, kita harus berani membuat perubahan-perubahan dan terobosan-terobosan.

Bagaimana pengalaman bapak dalam Muhammadiyah?

Saya sebagai kader Muhammadiyah, yang sering saya katakan 24 karat secara berkelakar, karena kakek saya ketua Muhammadiyah Gombong, Ibu saya Ketua Aisyiyah Surakarta, Ayah saya Ketua Majelis Pendidikan Surakarta. Maka saya sering berkelakar bahwa sebelum lahir saya sudah Muhammadiyah .

Tiga tahun saya memimpin PP Muhammadiyah memang saya betul-betul menikmati bagaimana Muhammadiyah telah menjadikan kita sebagai orang mukmin dan muslim yang paham Islam secara proporsional. Saya yakin sekali yang ditanamkan oleh Muhammadiyah itu adalah bahwa Islam tidak lebih dan tidak kurang, iman dan amal soleh. Dari Iman dan amal soleh itu, muhammadiyah melahirkan ribuan amal usaha, dari TK sampai PT, dari Baitul Aytam hingga Musholla dan masjid, dari RS besar sampai BKIA dan Rumah bersalin yang kecil, bahkan kita punya beberapa bank lokal, yang sesungguhnya ini merupakan perwujudan dari amal soleh Muhammadiyah .

Satu hal prinsip yang saya pegang, apakah di siang hari atau malam hari, di petang atau di pagi hari, adalah kita harus melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dalam segala bidang. Kemudian dalam melawan kemunkaran itu kita pegang Hadits nabi yang paling ideal kalau kita lakukan perlawanan itu, kita lakukan dengan tangan kita, kalau tidak bisa cukup dengan lisan atau tulisan kita, kalau itupun tidak bisa ataupun tidak mampu, maka cukup dengan hati, tapi yang terakhir ini tentu selemah-lemah iman.

Bagaimana seharusnya Muhammadiyah berhubungan dengan pemerintah?

Saya memang menyadari bahwa pesan pak AR fakhruddin perlu kita pegang. Dalam membawa Muhammadiyah kita ini kalau sudah berhadapan dengan pemerintah jangan berkacak pinggang menantang-nantang, tapi juga jangan sampai tiarap. Kita duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan pemerintah.

Mengapa?

Karena yang dilakukan Muhammadiyah seperti memelihara anak yatim dan mendirikan ribuan sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, itu membantu pemerintah memenuhi tugas-tugas konstitusionalnya. Jadi sesungguhnya kita tidak pernah merasa harus berterima kasih pada pemerintah, justru pemerintah harus berterimakasih kepada Muhammadiyah . karena Muhammadiyah melakukan hal-hal yang sifatnya memberi bantuan pemerintah menunaikan tugas-tugas konstitusinya itu.

Tapi memang adakalanya kita tidak hanya berkacak pinggang kalau perlu berhadapan ketika kita menghadapi sebuah kekuasaan yang sudah melampaui batas. Waktu itupun (akhir pemerintahan Soeharto, red.) kita memang harus membuat ijtihad, jadi bukan asal tabrak atau asal berani dalam arti nekat.

Jadi seandainya sekarang Muktamar Muhammadiyah mencari dana agak kesulitan, itu saya kira karena mungkin panitia belum mengetuk pintu-pintu yang sesungguhnya. Kalau pas ketukannya mungkin juga akan mendapatkan dana yang lebih dari mencukupi.

Muhammadiyah tidak mendapatkan poisisi dalam pemerintah, benarkah?

Saya kira akan ada koreksi kecil, kita punya kader Muhammadiyah dalam pemerintah. Patrialis akbar dulu salah satu ketua PP PM. Zulkifli Hasan juga kader Muhammadiyah terkemuka di Lampung dan Ketua Majelis Ekonomi PWM DKI.

Apa Pesan Bapak terhadap mereka semua yang ber-Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah?

Jadi kepada para muktamirin dan muktamirat yang bersama-sama akan melaksanakan hajatan puncak, saya menyampaikan tiga hal. Pertama, berjuanglah di Muhammadiyah dengan ikhlas seikhlas ikhlasnya, hanya orang ikhlas yang tidak bisa dibelokkan oleh Syetan. Kedua, jangan pernah lupa bahwa Allah hanya menurunkan bantuan pada hamba-Nya yang berjamaah. Janganlah kita sampai berjuang nafsi-nafsi , satu ke utara satu ke selatan, ngalor-ngidul, tapi hendaknya dalam suasana ukhuwah dan kolektivitas layaknya kader kader Muhammadiyah. Ketiga, Saya wanti-wanti sekali bahwa abad 21 adalah zaman kompetisi yang sangat kejam, seolah-olah terjadi hukum alam, siapa kuat akan punya daya tahan hidup, siapa lemah akan tergilas roda sejarah. Muhammadiyah harus sigap dan cekatan supaya kita tidak digilas oleh roda sejarah.(*)

http://www.seabadmuhammadiyah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=96:jangan-terhanyut-cara-berfikir-sekuler&catid=34:beritamuktamar&Itemid=56

2 komentar:

Anonim 6 April 2010 pukul 22.31  

kenapa tidak ditanyakan juga apakah membuat parpol berbasis Muhammadiyah masih perlu?

Anonim 6 April 2010 pukul 22.34  

dan fatwa haram merokok kenapa tidak didukung beliau?dan apa masih mungkin seperti beliau memimpin secara jamaah?kalo saya lihat tipikal beliau adalah single fighter... alias tidak punya lingkar inti.

Contact PCPM GM

Blog : http://pcpmgondomanan.blogspot.com/
Email : pcpm.gondomanan@gmail.com
YM : pcpm_godomanan
G Talk : pcpm.gondomanan
Account Facebook : pcpm gondomanan
Group Facebook : pemuda muhammadiyah gondomanan
Twitter : @pcpm_gondomanan

pcpm gm

Sekretariat Komplek Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta 55122

  © Copyright by Pemuda Muhammadiyah Gondomanan Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP